KEJAR LUCK DENGAN SKILL, WITAN SULAEMAN PILIH KEMBALI KE INDONESIA

Superfriends, setuju nggak kalau sukses itu butuh skill? Pasti setuju dong! Meskipun begitu, udah jadi rahasia umum juga kalau ada faktor penentu sukses yang lebih besar dari skill, yaitu luck. Luck, atau juga dikenal dengan istilah hoki, adalah faktor abstrak yang nggak bisa diukur, tapi bisa menentukan jalan masa depan lo, bro. Kira-kira, apa yang bakal lo lakuin kalau dihadapin sama benturan antara skill dan luck? Kalau masih bingung, mungkin lo bisa ambil contoh dari Witan Sulaeman, yang memilih untuk mengejar keberuntungan dengan skill yang ia punya!


Sejak awal karirnya di tahun 2019 lalu, nama Witan Sulaeman nggak banyak seliweran di berita sepakbola Indonesia. Wajar aja sih, karena belum genap setahun di PSIM Yogyakarta, Witan langsung berani ambil peluang untuk merantau ke klub Eropa. Sejak 2020 hingga awal 2023 dia udah mengisi posisi sayap di klub liga Serbia, Polandia, dan Slovakia. Pindah-pindah negara demi mencari titik paling terang untuk kariernya menggedor gawang. Anehnya, dengan karir yang mulai bergulir di Eropa, Witan malah membuka tahun 2023 dengan kembali ke Indonesia, Superfriends. Emang pemain kelahiran Palu ini nggak pernah absen dari timnas meskipun lebih sering merumput di Eropa Timur,  tapi sedikit yang menyangka dia akan bergabung ke Persija Jakarta.


Hadirnya Witan memperkuat macan kemayoran disambut dengan baik oleh Thomas Doll dan Jakmania. Banyak yang mengelu-elukan harapan yang dibawakan pemain kelas Eropa ini. Sayangnya, beberapa laga awal Witan Sulaeman bersama Persija Jakarta malah menimbulkan rasa kecewa. Barangkali, bukan cuma fans dan coach yang bertanya-tanya, tapi Witan pun juga sama. Apakah keputusan Witan kembali ke Indonesia itu tepat? Kita nggak pernah tau di mana keberuntungan kita berada dan kapan akan kita jumpai, Superfriends. So, nggak ada yang salah dengan Witan kembali ke tanah air. Justru, pelatih di sini sangat senang dengan kembalinya Witan, meskipun taringnya masih belum kelihatan.


Thomas Doll mengatakan kalau maslah yang dihadapi Witan sekarang adalah pembiasaan. Tentu beda gaya main di Slovakia dengan Persija, sehingga butuh waktu untuk berkenalan lagi membangun chemistry dnegan skuad baru. Kalau soal skill WItan sebagai ujung tombak, tentu udah nggak perlu diragukan lagi. Pandangan soal skill Witan itu juga didukung oleh coach skuad Garuda, Shin Tae Yong. STY mengakui kalau skill Witan sebagai finisher itu udah mumpuni, hanya masih kurang di faktor hoki. Kembali lagi, Witan terbentur keberuntungan. Tapi, bukankah memang itu yang dia kejar menggunakan skill menembak bola ke Eropa sampai kembali ke Indonesia? Kesempatan dan keberuntungan.



sumber foto: Goal.com