Kisah Arif Liberto Membangun Kultur Kopi Depok Cangkir Demi Cangkir

Superfriends yang sering main ke kedai-kedai pinggiran Jakarta pasti nggak asing sama coffee shop di Depok yang namanya Jacob Koffie Huis. Dengan nuansa rumahan yang berwarna putih bersih, Jacob memberi kesan yang beda dari tempat nongkrong lainnya di Depok. Nah, ternyata pendirinya ini punya cerita inspirasional yang keren banget, bro!

Siapa yang sangka kalau orang dengan tampilan sederhana kayak Arif Liberto itu pemilik salah satu kedai kopi paling sukses di Depok? Awalnya, Arif nggak punya bayangan mau bikin coffee shop, Superfriends. Dulu, dia harus bangun jam 5 pagi setiap hari, naik motor ke daerah Kuningan, dan udah di kantor jam 6 pagi, setiap hari. Arif dulu kerja sebagai Customer Service, dan pekerjaan yang mewajibkan dia selalu melayani pelanggan ini ternyata ngasih pelajaran yang berharga banget.

Bersamaan dengan kerja kantoran itu Arif mulai menemukan kecintaannya terhadap kopi. Di waktu luangnya, Arif memilih untuk belajar tentang kopi. Mulai dari budidaya kopi dari para petani, gimana biji kopi yang diambil dari pohon itu melewati berbagai proses sampai bisa diseduh, sampai teknik menyeduh kopi itu sendiri. Dari sana, Arif mulai deh “main kopi” bersama teman-teman sesama peminat kopi di Depok. Dia juga mulai banyak nongkrong di berbagai coffee shop daerah Jakarta Selatan.

Niat Arif yang awalnya cuma main sambil mempelajari minuman yang dia suka perlahan berkembang jadi masterclass dari orang-orang yang udah lama bergerak di industri kopi dan Food & Beverage (F&B). Arif juga berhasil membangun koneksi dengan pemain-pemain besar dunia perkopian. Bersamaan semua itu, Arif menyelam semakin dalam ke pahit, manis, dan segala campuran rasa yang bisa dituangkan ke dalam cangkir, sampai suatu ketika semua yang udah dia pelajari itu harus mulai dipraktikkan.

Pada tahun 2015 Arif harus meninggalkan pekerjaan kantornya untuk mengurus orang tua di rumah. Bersamaan dengan itu, dia melihat potensi dari rumah peninggalan keluarga di Depok yang tidak ditempati siapapun. Arif kemudian mengajak teman-teman komunitasnya untuk membuat sebuah coffee shop dengan konsep yang belum pernah ada di Depok, yaitu coffee shop rumahan. Setelah mendapatkan ijin untuk menggunakan rumah keluarga itu, Arif langsung mulai membangun Jacob Koffie Huis.

Nama Jacob sendiri mengambil dari marga keluarg Arif. Ada 12 keluarga Belanda yang mendiami kota Depok, salah satunya adalah keluarga Jacob. Karena didirikan di tanah dan rumah keluarga, Jacob Koffie Huis dirasa jadi nama yang tepat. Nah, di sini lah ilmu Arif tentang hospitality dan gimana melayani pelanggan yang baik dan benar diterapkan. Dengan begitu, setiap tamu yang ke Jacob Koffie Huis akan merasa erat dengan orang-orang yang ada di sana, disambut dengan ramah, dan bisa duduk menikmati kopi di rumah yang sejuk dan tenang jauh dari hiruk-pikuk jalan raya.

Tanpa disangka, Jacob Koffie Huis berkembang sangat cepat dan selalu ramai pengunjung. Selain banyaknya orang baru yang datang ke sana, wajah-wajah lama juga rutin mampir ke kedai milik Arif. Memasuki 2019, Arif merasakan adanya urgensi untuk mencari peluang bisnis baru. Maka, dia buat lah Toggo, kedai kecil untuk es kopi yang langsung take-away. Sayangnya, pada tahun 2020 Toggo tidak melanjutkan sewanya dan harus berakhir di tengah musibah global yang semakin ganas.

Tapi, Arif nggak nyerah, Superfriends. Di tahun yang sma dia langsung bikin Roastery bernama De Droom yang dipersiapkan untuk supply kopi ke kedai-kedai lain, dan untuk menjaga konsistensi kopi di Jacob Koffie Huis. Menurut Arif, peluang baru yang seharusnya dia ambil adalah Roastery itu, sebagai pendukung Jacob Koffie Huis dan peluang bisnis baru dalam bentuk coffee beans.

Udah lengkap nih, coffee shop ada, roastery juga punya, apa lagi? Sekarang, Arif lagi berusaha mengulang sejarah, Superfriends. Kalau dulu dia bikin coffee shop rumahan pertama dan paling sukses di Depok, sekarang dia mau bikin kedai dengan konsep “Listening Space” pertama di Depok, bernama Emily Listening Space. Meskipun Arif dan timnya terkenal bergerak di perkopian, hal itu nggak menghentikan Arif dari mencoba hal-hal baru. Emily Listening Space bakal dibuat menjadi sebuah tempat nongkrong untuk anak-anak kreatif, yang suka duduk santai untuk ngobrol, diskusi, atau bahkan berkarya sambil mendengarkan alunan musik yang santai. Selain nongkrong, Emily Listening Space juga berencana rutin mengadakan event serta kolaborasi untuk mendukung industri kreatif lokal.

Apa nih pelajaran yang bisa ditarik dari perjalanan bisnis Arif? Kalau kata Arif sendiri sih tips yang bisa dia kasih buat Superfriends yang mau memulai bisnis itu konsisten, bro. Baik itu dalam berproses, belajar, berkembang, terus cari jalan, cari hal baru, dan cari peluang. Jangan gampang puas, jangan gampang menyerah, pokoknya konsisten itu nomor satu! Jangan takut nggak laku, jangan takut sepi. Selama konsep lo kuat, dan tempat lo punya “nyawa”, pasti ada marketnya, dan ada pelanggan setia.


Sumber foto: Dokumentasi Pribadi