Pevi Permana, dan Masa Depan Cerah Skateboard Indonesia

Kita semua tahu lah ya kalau skateboard itu lahir di negeri nun jauh di sana, Amerika Serikat. Pusat pertumbuhan budaya populer di mana tokoh-tokoh kayak Tony Hawk dan Rodney Mullen jadi legenda yang membentuk kultur skateboard jadi kayak sekarang. Pengaruh budaya skateboard yang mengglobal ternyata sampai juga ke seorang Pevi Permana yang pada perputaran millennium mulai coba-coba meluncur dengan deck barunya.

Lahir pada tahun 1988, Pevi Permana tumbuh dan besar di kota Bandung. Di kota itu juga dia mulai main skateboard. Pada awalnya, kedua orang tua Pevi nggak suka dia main skateboard. Untuk mengatasi itu, Pevi mau nggak mau harus menyembunyikan semua alat skatenya, termasuk deck skateboard, di warung langganan dekat rumah. Bahkan Pevi pernah harus menyembunyikan cedera akibat main skateboard supaya nggak ketahuan.

Cerita orang tua nggak setuju lo jadi skater itu bukan hal yang unik, Superfriends. Hampir semua skater pasti pernah mengalami itu. Alasannya juga banyak, ada yang bilang karena terlalu berbahaya risikonya, ada juga yang bilang karena nggak ada masa depannya. Tapi, apalah arti larangan dan ditakut-takuti, kalau yang Pevi cari dukungan dan anjuran untuk lebih hati-hati? Makanya, larangan itu nggak pernah menghentikan Pevi dari drop-in di skatepark langganan.

Bermodal passion dan dedikasi main skateboard, skill Pevi terus berkembang sampai akhirnya secara resmi menyandang gelar skater profesional ketika dapat deal brand dan sponsor pada tahun 2005. Sejak debutnya itu, karir Pevi Permana menanjak dengan cepat dan konsisten. Di tahun itu juga, Pevi langsung membawa pulang piala nasional pertamanya, yang akan terus dia kumpulkan sampai 10 tahun ke depan. Selain di dalam negeri, Pevi juga mencatat prestasi luar biasa di kompetisi-kompetisi internasional, terutama di Asia pada tahun 2007, 2009, dan 2010.

Puncak karir pemuda asal Bandung ini terjadi pada tahun 2009 ketika dia berhasil masuk ke dalam deretan 40 skateboarder terbaik dalam sebuah kejuaraan kelas dunia di kampung halaman skateboard, Amerika Serikat. Di event Dew Tour 2009 ini lah nama Pevi Permana Putra mulai dikenal dunia sebagai “Wonderkid” dari Indonesia. Gimana nggak menarik perhatian, Superfriends, Pevi yang waktu itu masih pendatang baru bisa ada di list yang sama kayak skater profesional dari seluruh penjuru dunia! Selain itu, Pevi juga sempat foto sama legenda skateboard yang lo pasti tahu, Tony Hawk!

Sejak Dew Tour 2009, nama Pevi jadi legenda yang terkenal di skena skateboard Nusantara. So, nggak heran kalau pas Asian Games 2018 lalu Pevi Permana Putra yang ditunjuk untuk berkompetisi di skatepark standar olimpiade. Kerennya, dia berhasil amankan peringkat ketiga, dan bikin skateboard semakin populer di Indonesia. 

Kuatnya sosok Pevi di skena skateboard, dan Kemenangannya di Asian Games ini bukan sekadar prestasi untuk Pevi aja, Superfriends. Cerita ini adalah cerita pembuktian, dan pertanda akan adanya perubahan di masa depan. Karena sekarang orang-orang udah tahu kalau skateboard itu bisa jadi karir yang gemilang, semoga ke depannya nggak ada lagi orang-orang yang dihalangi dari passion main skateboard. Semoga nggak ada lagi alasan terlalu berbahaya, atau takut nanti nggak jadi apa-apa. Kalau lo serius sama skateboard, konsisten latihan, dan nggak lupa have fun, lo bisa buktiin sendiri kalau skateboard itu punya potensi yang besar, bro!

Sumber Foto: suaramuslim.net