Siap Mendaki Klasemen, Persija Jakarta Hadirkan Juru Taktik dari Jerman

Dunia sepakbola tanah air kembali dikejutkan oleh langkah berani sang Macan Kemayoran. Memasuki musim 2022/2023 ini, Persija memutuskan untuk membuat perubahan besar yang diharapkan bisa membawa nama Ibukota ke puncak klasemen Liga 1 Indonesia. Perubahan besar itu didatangkan dalam wujud seorang pelatih asal negeri di mana tim sepakbolanya ngeri-ngeri, bro!

Di penghujung musim kemarin, ada rumor beredar kalau Persija mau impor tenaga ahli yang bakal mengisi posisi pelatih utama. Rumor itu terus jadi rumor belaka, bersama dengan munculnya nama-nama. Sampai suatu ketika keluar pernyataan resmi dari klub asal Jakarta ini, yang menyebutkan nama Thomas Doll sebagai pelatih.

Mulai tanggal 23 April 2022, sampai nanti 30 Juni 2025, Thomas Doll jadi nahkoda utama Persija. Harapannya, kehadiran Thomas Doll sebagai pelatih bisa membuat performa tim menjadi lebih baik. Emang sih, nama Thomas Doll jarang lo dengar kalau lagi ngobrolin orang-orang top di sepakbola Eropa. Lantas, siapa sebenarnya Thomas Doll ini, dan kenapa sih Persija meminta dia untuk pegang kendali klub asal Ibukota? Kalau dari pernyataan wakil presiden klub, Ganesha Putra, ada 3, bro. Pengalaman teknis sebagai pemain, kemampuan analisis dan manajemen, dan terakhir kepekaan terhadap penerapan taktik yang pas!

Thomas Doll tumbuh besar di Jerman, dan memulai karir sebagai pemain di klub Hansa Rostock. Kalau lo fans sepakbola klasik era Perang Dingin, lo mungkin pernah dengar nama Thomas Doll. Dia dulu banyak bermain di tim-tim yang erat dengan Soviet, karena dia terdaftar sebagai penduduk Jerman Timur. Makanya, awal mula karir Doll diisi dengan bermain untuk klub-klub Eropa Timur. Setelah Perang Dingin selesai, mulai deh Doll main untuk klub-klub besar Eropa kayak SS Lazio, dan Hamburger SV. So, udah nggak perlu diragukan lagi deh pengalamannya di lapangan gimana. Kemudian, pada tahun 2001, Doll memutuskan untuk pensiun dari posisi Gelandang Penyerang untuk memulai karir sebagai pelatih.

Klub pertama yang ditangani oleh Thomas Doll adalah Hamburger U19. Sebagai mantan pemain senior Hamburger SV, Doll punya ikatan kuat dengan klub itu. Sepak terjang Doll mengatur tim dari tepi lapangan berlanjut ke Hamburger divisi 2, hingga ke Hamburger SV. Sampai pada tahun 2007, dia ditarik untuk melatih Borussia Dortmund, klub yang sekarang jadi salah satu raksasa Jerman. Yup, Thomas Doll itu pernah ngelatih Dortmund, bro! Selain Dortmund, Thomas Doll juga pernah megang klub-klub kayak Al-Hilal di Arab Saudi, dan Hannover 96 di Jerman. Selama perjalan karirnya sebagai manajer klub ini, Doll menunjukkan kemampuan riset dan analisis yang luar biasa. Belum lagi, dia membawa ilmu sepakbola yang mungkin cuma bisa dipelajari di liga-liga Eropa, Superfriends.

Lo juga pasti tau kan kalau setiap pelatih itu punya ciri khasnya masing-masing? Thomas Doll dikenal dengan permainan lini belakang dan tengah yang kuat menggunakan formasi 5-4-1. Tapi, pas turun di laga debut bersama Persija kemarin, Doll memilih untuk pakai formasi 3-5-2 yang semakin fokus di tengah. Strategi yang diterapkan Doll ini bukti kalau dia bukan “one trick pony” atau pelatih yang cuma punya satu teknik andalan dan nggak bisa adaptasi sama situasi. Strategi 3-5-2 yang dipakai Doll dinilai efektif karena imbang antara penyerangan dan pertahanan. 

Kedatangan Thomas Doll ke Persija ini kayaknya bakal bawa angin segar buat sepakbola Indonesia. Beliau sendiri udah menjanjikan banyak perubahan yang akan diterapkan. Mulai dari cara bermain yang menurut Doll terlalu banyak mengandalkan long ball, sampai mentalitas yang dinilai masih terlalu pasif. Sekarang, tinggal tunggu pembuktiannya aja nih, bro. Nah, kalau menurut lo nih, pilihan Persija ini tepat nggak sih?

Foto: Goal.com