HENDRIANSYAH, DARI MOTOCROSS JADI DEWA ROAD RACE INDONESIA!
Pembalap kelahiran Yogyakarta, 20 Agustus 1981 ini, telah menekuni dunia balap lebih dari 20 tahun. Tapi, kenapa pembalap bernomor “keramat” 76 ini bisa disebut dewa road race indonesia? langsung aja kita bahas, Superfriends!
Awal Karir
Mengawali karir dari arena balap motocross pada tahun 1993, karena mengikuti jejak sang kakak, Irwan Ardiansyah. bermula dari 85cc hingga 125cc di tahun 1995. Barulah di tahun 1996, Hendriansyah mencoba balapan aspal atau road race dan masih masuk kelas pemula dengan menunggangi suzuki tornado dan shogun.
Gelar Juara
Gelar juara nasional pertama Hendriansyah diraih di tahun 1997, walaupun juara nasional tingkatan pemula, tapi dengan waktu satu tahun buat ngeraihnya menurut gue luar biasa sih. dan tahun 1998, doi pindah ke seeded B dan masuk tim Yamaha dan jadi juara nasional lagi dan bahkan di dua kelas sekaligus, yaitu di kelas Seeded B Underbone 110 cc dan Sport Tune Up 150 cc.
Dan di tahun 1999 Hendri naik kelas ke Seeded A dan masih bersama Yamaha Indonesia, pria yang juga punya julukan kuncung ini kembali ngukir gelar juara nasional Underbone 110 cc dan peringkat III Sport Tune Up 150 cc Seeded A.
Pindah Tim Tetap Juara
Di tahun 2000, Hendriansyah memutuskan berpindah dari tim Yamaha ke tim CMS karena berbagai hal, salah satunya nilai kontrak yang terbilang lebih besar dan motor yang lebih bersaing. Walaupun Hendriansyah udah gak di tim Yamaha lagi, tapi motor yang dipake di tim CMS nya adalah Yamaha F1-ZR dan kembali memegang gelar juara nasional underbone 110 cc di tahun yang sama.
F1-ZR Yang Melegenda dan Ditakuti
Setelah kepindahannya ke tim CMS, motor Yamaha F1-ZR Hendriansyah jadi melegenda dan terkenal pada masanya, baik dari motor keseluruhan, livery, racing part, dan bahkan model knalpot “kalajengking” menjadi terkenal dan banyak ditakuti rider lain.
Tim Terlama Yang Dibela
Setelah bertahun-tahun menunggangi Yamaha sebagai kuda besi andalannya, Herdiansyah melakukan hal berani dengan berpindah ke tim Suzuki di tahun 2001 dengan menunggangi Suzuki RG Sport alias Satria bermesin 110 cc asal Malaysia. Kepindahannya ini bukan tanpa alasan, alasan utama dari kepindahannya ini cukup menarik yaitu Suzuki bisa support Hendriansyah untuk membuat tim sendiri dan menurut orang tuanya itu salah satu langkah yang baik jika punya tim sendiri. Dan Suzuki pun menjadi tim terlama yang dibela Hendriansyah yaitu dari 2001-2017.
Pensiun di 2017
Karir cemerlang Hendriansyah gak cuma di Underbone aja, tapi bahkan di supersport 600cc. Bahkan sejak 1996, Hendriansyah mampu mengkoleksi 10 gelar juara nasional, jadi gak heran kalo punya julukan dewa road race ya, Superfriends! Namun di tahun 2017, Hendriansyah memutuskan untuk pensiun balapan. Tapi bukan berarti berhenti total di dunia balap, karena beliau masih ada dibalik layar dunia balap, yaitu mempunyai sekolah mekanik, sekolah balap, dan gak lupa HRP (Hendriansyah Racing Product). Doi juga punya anak yang mengikuti jejaknya sejak dini bernama Nelson Cairoli yang dididik buat jadi pembalap kaya doi.
Nah, udah gak penasaran kan kenapa sosok Hendriansyah ini disebut “Dewa road race”?