Dari Helper Sampai Jadi Owner, Ini Cara Satria Kamal Mengejar Cuan!

Nggak ada jalan pintas buat mencapai suatu impian, Superfriends. Semua butuh proses, termasuk kesuksesan orang-orang yang lo lihat sekarang. Contohnya aja kayak coffee shop Lussid di Yogyakarta yang udah terkenal. Dibalik keberhasilan coffeeshop itu, ada perjalanan panjang sang owner yang dimulai pada tahun 2013.


Waktu itu, Satria Kamal yang akrab dipanggil “Abang” sama kawan-kawannya masih duduk di bangku kuliah. Karena ingin punya penghasilan dan tambahan uang jajan, apalagi yang dikerjain mahasiswa kalau nggak kerja part-time di cafe? Nah, Satria terjun ke F&B tapi bukan jadi Barista keren kayak kebanyakan anak muda sekarang. Waktu itu dia kerja part-time jadi pegawai yang bantu-bantu dan cuci piring, Superfriends! Tapi, Satria itu orangnya gampang penasaran, bro. Akhirnya, dia pelajarin juga tuh resep-resep minuman yang dibikin staff kitchen di sana.


Setelah punya pengalaman kerja part-time, nggak butuh waktu lama buat karir Satria berkembang. Dia lanjut kerja di tempat lain, kali ini toko retail fashion hits di Jakarta. Meskipun dia mengakui ini banting setirnya agak jauh, ternyata di sana dia malah dapat banyak ilmu buat operasional bisnis. contohnya kayak pengelolaan keuangan, stok, marketing, dan lain sebagainya.


Setelah puas dengan semua ilmu yang dia dapat dari toko itu, pada tahun 2015 dia mengiyakan ajakan buat jalanin project sama owner cafe tempat dia dulu kerja part-time. Bermodal kemauan untuk belajar, rasa penasaran, dan hasrat mengejar cuan,  dalam waktu setahun 2 project cafe rampung digarap sama Satria di Jakarta. Selama ngegarap cafe-cafe itu, Satria menemukan peluang baru, yaitu kopi.


Tahun 2015, yang namanya Specialty Coffee itu masih konsep baru yang nggak banyak orang ngerti, Superfriends. Dengan pengetahuan seadanya, dia beraniin diri ngelamar kerja ke Tanamera, salah satu brand Specialty Coffee terbesar di Indonesia. Satria juga cerita sedikit soal proses dia bisa keterima di Tanamera. Katanya, skill dan pengetahuan itu bisa lo dapetin nanti lewat belajar, attitude dan mental itu lebih penting, Superfriends!


Di Tanamera, karir Satria melejit mulai dari jadi Barista, sampai jadi Trainer, Quality Control Officer, dan satu peran nggak official yang dia sebut “marketing berjalan”. Peran dia di Tanamenra itu besar, sampai terlibat langsung ketika Tanamera ekspansi ke daerah Jawa Tengah. Nah, barengan sama ekspansi ini, Satria mulai punya mimpi ingin punya coffee shop sendiri.


Peluang buat menyatakan mimpi itu hadir pas dia ngobrol sama kenalan yang sepemikiran, dan mereka bangun lah Lussid di Yogyakarta pada tahun 2019. Dengan perlahan tapi pasti, Lussid berkembang menjadi salah satu coffee shop paling nyaman dan paling cocok buat orang yang lagi nyari tempat santai buat kerja. Ketika ditanya keberhasilan coffee shop ini datangnya dari mana, jawaban Satria agak mengejutkan.


“Sebelum belajar manage coffee shop, harus bisa manage diri sendiri dulu,” begitu katanya. Banyak banget di luar sana bisnis coffee shop atau cafe yang jalannya nggak mulus karena owner yang belum punya self-control. “Karena bisnis yang lo jalanin itu cerminan dari diri lo sendiri,” lanjut Satria.


Nggak jarang juga, bisnis dibuat dengan tujuan yang menurut dia kurang tepat. “Banyak coffee shop yang ownernya cuma pengen ‘punya’ aja, atau biar keren dan dapet pengakuan, nggak ada tujuan yang jelas, misal dari sisi return,” Kata Satria. Nah, pas ditanya menurut dia apa tujuan bisnis yang paling tepat, jawabannya simple banget, bro!

“Cuan!”


Sumber foto: Dokumentasi Pribadi