Hadapi Stress dan Frustrasi, Bagus Kahfi Nggak Gentar Mengejar Mimpi!

Perkembangan sepakbola di Indonesia, mau itu dari sisi permainannya, regenerasinya, atau manajemennya, semua cenderung agak lambat, Superfriends. Makanya, keberadaan program bootcamp yang mempertemukan bakat-bakat muda sepakbola Indonesia dengan sepakbola ala Eropa kayak Garuda Select itu berperan besar banget. Lewat Garuda Select, bakat-bakat muda sepakbola Indonesia bisa belajar dan berlatih supaya skillnya bisa memenuhi standar Eropa. Salah satu contohnya Bagus Kahfi, bro. Striker muda yang sempat jadi sorotan media ini adalah salah satu jebolan terbaik Garuda Select. Saat ini, Bagus Kahfi main untuk klub Belanda, dengan kontrak yang akan selesai pada akhir musim 2021-2022.


Lahir di Magelang pada tahun 2002, Bagus Kahfi udah menunjukkan bakat dan performa yang luar biasa sejak dia masih berlatih di bootcamp Garuda Select. Melihat Kahfi tampil terampil di lapangan membuat kagum banyak pihak, bahkan pelatih dan direktur Garuda Select. Dari sana, Bagus Kahfi hadir bagaikan sebuah janji masa depan yang cerah untuk sepakbola Indonesia. Apalagi setelah dia berhasil menjadi ujung tombak saat Indonesia jadi juara AFF U-16 pada tahun 2018 lalu. Prestasi itu juga yang jadi alasan Des Walker memilihnya untuk masuk ke program Garuda Select. Tapi, jalan menuju kejayaan itu nggak selalu lurus dan mulus, Superfriends.


Meskipun pernah digadang-gadang akan menjadi “The Next Bambang Pamungkas”, perjalanan karir Bagus Kahfi mulai menghadapi tantangan berat, bro. Bagus Kahfi emang jago main bola, tapi jago itu nggak ada gunanya kalau kondisi sang striker ini nggak optimal untuk berlaga di lapangan rumput. Ada yang bilang Bgus Kahfi itu kurang beruntung, ada juga yang bilang ini persoalan genetik, tapi nggak ada yang bisa pungkiri kalau Bagus Kahfi punya problema terkait cedera. Entah tulang kaca atau emang fisik yang beda, bagus Kahfi sering banget mengalami cedera. Akibatnya, dia jadi nggak bisa turun ke lapangan selama masa penyembuhan fisiknya. Tapi, masalahnya nggak cuma sampai sana. Kurangnya waktu dan kesempatan untuk bisa ikut bertanding ini juga memberikan dampak psikis yang membuat Bagus Kahfi frustrasi!


Sejak tanda tangan kontrak untuk bermain di Jong Utrecht selama satu setengah musim, Bagus Kahfi baru berkesempatan untuk tampil sebanyak 1 kali, angka yang jauh di bawah ekspektasi. Alasannya ternyata masih nggak lepas dari kondisi fisik dan mental Kahfi yang terdampak cedera berkepanjangan. Frustrasi Bagus Kahfi berlanjut mengingat pertengahan tahun ini kontraknya bakal selesai. Mempertimbangkan fakta yang dia hadapi sekarang, Bagus Kahfi masih terus berharap dan berjuang untuk bisa berkarir di Eropa.


Belum lama ini, Bagus Kahfi kedatangan tamu besar, yaitu presiden Arema. Entah apa yang mereka bicarakan di Belanda, tapi pada akhirnya Bagus Kahfi masih belum punya rencana untuk menyerah dan pulang ke Indonesia. Bagus Kahfi ingin membuka jalan ke Eropa untuk pemain-pemain Indonesia. Dia sendiri mengakui kalau ada banyak banget skill praktis dan mentalitas yang bisa diteladani dari pemain-pemain Eropa, dan cara yang paling baik untuk menyerap semua itu adalah dengan berkarir di sana, di samping atlet-atlet terbaik dunia.


Sebagian mungkin bakal menganggap dia keras kepala, tapi semangat Bagus Kahfi layak lo contoh, Superfriends. Cedera dan ketidakpastian masa depan nggak bisa menggoyang tekadnya untuk mengejar impian. Menurut lo sendiri gimana, bro, lebih baik Bagus Kahfi pulang ke Indonesia, atau lanjut cari peluang di Eropa?


Sumber foto: