JOKO IN BERLIN DAN SHYCLOPS HADIRKAN MUSIK EKSENTRIK

Bagi penikmat musik dream pop di Indonesia, tentu tidak asing dengan karya dan aksi dari Joko In Berlin. Kelompok musik asal Jakarta ini pun kembali menghadirkan sebuah karya yang unik dari sebelumnya. Tidak sendiri, Joko In Berlin kini berkolaborasi dengan Shyclops untuk menghasilkan lagu dengan nuansa retro yang khas. Lagu kolaborasi antara Joko In Berlin dan Shyclops ini dirilis dalam judul Overthinking.

Dalam proses penggarapan lagunya, Joko In Berlin dan Shyclops mencoba untuk menghadirkan nuansa musik dream pop retro. Hal tersebut dihadirkan dengan perpaduan musik new wave dan punk rock yang dibalut dengan EDM pop. Diketahui bahwa kolaborasi antara Joko In Berlin dan Shyclops ini sudah direncanakan oleh keduanya sejak tahun 2019. Kala itu, baik Joko In Berlin maupun Shyclops berbagi panggung di sebuah event musik yang digelar di M Bloc, Jakarta Selatan.

Proses kolaborasi untuk lagu Overthinking ini sempat mengalami kendala. Salah satunya adalah akibat pandemi yang mengharuskan Joko In Berlin dan juga Shyclops untuk rehat sejenak dalam proses produksinya. Namun, berkat dukungan dari 76Rider, keduanya tetap bisa menjaga semangat kreatif yang ada hingga akhirnya single berjudul Overthinking ini berhasil rampung di tahun 2021. 

Kombinasi musik yang ditawarkan dalam lagu Overthinking dari Joko In Berlin dan Shyclops ini hadir sebagai salah satu lagu yang bisa didengarkan ketika kalian membutuhkan semangat dalam aktivitas sehari-hari kalian Superfriends. Tidak hanya datang dari musiknya saja, aspek visual yang dibuat oleh Joko In Berlin dan Shyclops ini juga menghadirkan nuansa unik yang berbeda dari biasanya.

Bagi kalian yang cukup mengikuti pergerakan dari Joko In Berlin, tentu memahami bahwa citra elegan dan dramatis merupakan ciri khas yang kerap kali diusung oleh band tersebut di berbagai kesempatan. Namun dalam video klip yang disutradarai oleh Okky Hawin Prasetyo ini menjadi kanvas baru bagi citra Joko In Berlin yang lebih eksploratif.

Sang sutradara mencoba untuk menggunakan aspek visual sebagai representasi dari makna-makna filosofis. Makna tersebut disajikan metamofora simbolik melalui tata busana yang eksentrik khas nuansa warna pop elektronik yang menggabungkan masa depan dan masa lampau. 

"Suatu video musik absurd-eccentric yang memikat dengan balutan nuansa pop-elektrik yang kental. Dalam liriknya, Overthinking bertutur mengenai kita yang berfikir berlebihan terhadap suatu hal," ungkap Joko In Berlin dan Shyclops tentang video klip Overthinking melalui siaran persnya. 

Karya terbaru dari Joko In Berlin ini bisa dibilang sangat kontras dengan single Vermillion Sky yang sempat mereka rilis akhir tahun 2020 lalu. Lagu Vermillion Sky ini ditulis oleh Fran Rabit yang digubah oleh Mellita Sarah dan Popo Fauza. Melalui lagu Vermillion Sky, Joko in Berlin menjadi sebuah aksentuasi dari sentuhan keajaiban Popo Fauza dalam aransemennya, Vermillion Sky menampilkan karya terbaik tentang kehancuran dari perang nuklir. 

Lagu Vermillion Sky dari Joko in Berlin kali ini mengisahkan tentang warna langit di detik-detik terakhir saat terjadi sebuah ledakan nuklir. Perumpamaan tentang orang-orang yang suka menghabiskan waktu bermalas-malasan menghabiskan waktu melakukan kegiatan yang tidak produktif. Melalui lagu ini, Joko in Berlin menyentil pribadi kita yang sering tidak menyadari bahwa sesungguhnya kita sudah menghabiskan waktu kita. Ketika menyadari bahwa hal itu dilakukan, Joko in Berlin mengingatkan bahwa waktu kita sudah habis.

Joko in Berlin merupakan kuartet pop asal Jakarta yang beranggotakan Mellita Sie (vokalis), Kelana Halim (gitar), Fran Rabit (bass), Popo Fauza (keyboard) dan Aditya Subakti (drum). Popo menjelaskan dalam siaran persnya nama bandnya itu punya makna khusus. 

Joko menurutnya merepresentasikan domisili dan background band di Asia, khususnya di Pulau Jawa. Dalam dua tiga perjalanannya, Joko in Berlin mengaku terinsipirasi dari penyanyi asal Islandia, Bjork. Dengan mengusung sound lawas juga mereka sajikan di dalam karyanya demi hasil yang lebih kaya dan berbeda.

"Kalau dari segi musik, Joko in Berlin ada empat komposer lagu. Dari lagu dasar akan dilempar ke saya, untuk diaransemen. Setelah itu diaransemen lagi dan diisi vokal dan band-nya," kata Popo.

"Kami memilih aransemen dengan menggabungkan sound era 80-an dan 90-an. Karena kami ingin memadukan musik yang kekinian dengan unsur cinematic dan unik untuk generasi milenial," imbuhnya.

"Untuk tema lirik lagunya, Joko in Berlin lebih menuju ke hal sehari-hari yang dilihat dari perspektif psikologi. Ada juga berterima kasih dengan anugerah indahnya alam, menghadapi delusi dan mimpi," tutup Popo.

Di tahun 2020, Joko in Berlin cukup aktif melahirkan karya baru. Sebelum Vermilion Sky, Joko in Berlin sudah melepas single berjudul Pesawat Kertas pada Oktober lalu. Single ini merupakan lagu kedua dengan Bahasa Indonesia yang mereka tulis, serta menjadi single keenam Joko in Berlin.